Sebagai
ikhtiar menekan penyebaran Covid -19 di masyarakat, sejumlah pelayan publik
termasuk para guru dan tenaga kependidikan berduyun-duyun ikut program vaksinasi.
Pemerintah merencanakan dibulan juli tahun ini, saat tahun ajaran baru dimulai, sekolah bisa melakukan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka.
Beberapa guru ada yang menolak divaksin dengan berbagai
alasan, walaupun kemudian dengan malu-malu akhirnya ikut juga vaksinasi. Tak sedikit dari kalangan guru yang ingin bersegera di
vaksin lantaran tak mau jadi korban ganasnya covid -19. Awalnya pemerintah menargetkan 10 ribu warga
dari tenaga kesehatan yang divaksin perhari, namun berikutnya menargetkan 100
ribu perhari dan menyasar ke guru serta pelayan publik lainnya. Akhir juli
target vaksinasi tuntas.
Entah
ada perasaan senang, bangga maupun merasa orang pertama yang divaksin. Sejumlah
guru sengaja memvideokan detik-detik proses vaksinasi. Sejumlah aksi tergambar
jelas, ada yang mukanya pucat pasi, ada yang menjerit-jerit histeris, ada yang
berkali-kali membaca basmalah dilanjukan dengan teriak takbir. Ada yang
melakukan tawar menawar dengan dokter, “pak jangan sakit-sakit ya…saya takut”
tawarnya sambil merayu. “Oh tidak ….enak kok” sahut dokter menghibur.
Rata-rata
tensi darah guru naik signifikan. Mungkin ada rasa takut berlebihan, was-was
maupun stress. Ada juga sambil menunggu dipanggil, guru serius bermain game
dengan ponselnya, Ada juga yang bolak balik ke toilet, entah apa yang
dicari.
Tetapi
setelah dilakukan vaksin, banyak guru memposting kartu bukti Vaksinasi Covid-19
dengan komentar haru dan bangga. “Saya sudah di vaksin”. Tujuannya baik, namun tidak
dianjurkan karena meyangkut publish data pribadi.
Dan
yang paling mengejutkan, ada beberapa guru setelah divaksin, buru-buru masuk ke rumah makan padang, dan
ternyata ia sangat lahap menyantap makanan khas padang itu. Ia pun membisikan
kepada saya, “Pak Jangan takut di vaksin ya….”
0 Comments