Mari Kita Belajar Dari Banjir

Tahun baru 2020 menyisakan duka mendalam, hujan deras sepanjang malam meluluh lantahkan bangunan dan rencana indah diawal tahun. Bukan hanya Jakarta yang tersapu banjir, namun sejumlah daerah penyangga ibukota larut dalam isak tangis ganasnya air bandang. Tangerang, Bekasi, Karawang, Depok bahkan Lebak menjadi saksi nyata betapa banjir mampu mengubah segalanya.

Mari Kita Belajar Dari Banjir

Banjir besar yang datang tiba-tiba, telah mengejutkan semua fihak. Puluhan korban berjatuhan, ratusan sekolah hancur, jembatan dan jalan raya terbelah, kendaraan terbawa hanyut dan rusak berat. Sarana umum hancur luluh, dan warga kehilangan sanak saudara.

Saat banjir mengepung warga, tentu tak elok jika saling menyalahkan dan lepas tanggung jawab, tak pula pantas saling caci maki dan saling menjatuhkan. Korban banjir butuh bantuan bukan perdebatan. Korban banjir butuh uluran tangan bukan diskusi panjang.

Sesungguhnya kita telah diingatkan oleh bencana banjir untuk tidak lagi menjadikan banjir sebagai komoditas politik, kita diingatkan untuk tidak membuang sampah sembarang, kita diingatkan untuk tidak menggunduli hutan, kita juga diingatkan untuk tidak menggunakan rawa, lahan produktif, lahan resapan air dsb untuk dijadikan bangunan mall dan pemukiman tanpa kajian dampak lingkungan. Dan kita juga dinasihati untuk lebih mencintai alam sebagai sumber penghidupan kita.

Banjir pada akhirnya mengajarkan kita untuk kembali kepada fitrah asli bangsa indonesia sebagai bangsa yang guyub, bersatu untuk saling menolong dan membantu sesama. Dan DNA bangsa ini sesungguhnya bangsa yang suka membantu dan bergoyong royong.

Banjir awal januari baru episode pertama dan hanya sebagai pengantar. Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, hujan deras akan masih mengguyur kota kita hingga maret mendatang. Kewaspadaan terus kita jaga agar tak ada lagi korban berjatuhan dan menjadi sia-sia.

0 Comments